Wilee mengendarai sepedanya secepat kilat menyusuri Jalan Raya Madison Avenue, Broadway Avenue, dan Sixth Avenue di New York, Amerika Serikat. Dalam film "Premium Rush," tokoh yang diperankan oleh Joseph Gordon-Levitt ("Inception", "The Dark Knight Rises") itu ngebut menembus arus lalu lintas jalanan kota yang padat. Dia berusaha berpacu dengan waktu bersama sepeda putih tanpa rem demi bisa tepat waktu mengantarkan surat dari satu tempat ke tempat yang lain.
Wilee, mahasiswa salah satu kampus ternama New York yang berpenampilan urakan, dikisahkan bekerja sebagai pengantar surat di perusahaan jasa pengiriman surat Save Delivery. Dia menyukai pekerjaannya sebagai pengantar surat dengan sepeda, profesi yang sepertinya langka di kota sibuk seperti New York yang disebut-sebut kaya akan teknologi tinggi. Jasa pengiriman surat Save Delivery tempat Wilee bekerja menjanjikan pengiriman dokumen secepat kilat dan aman, melebihi jasa pengiriman kelas dunia seperti DHL, FedEx atau EMS. Perusahaan jasa pengiriman yang dikenal kalangan dunia logistik New York karena kecepatan sekaligus kesembronoannya itu digambarkan sangat disukai warga New York. Dan Wilee, alih-alih menggunakan motor atau mobil, memilih mengantarkan surat dengan sepeda. "Saya suka bersepeda, tidak bisa berhenti dan tidak akan berhenti," katanya.
Sutradara David Koepp, yang sebelumnya menggarap film-film blockbuster Hollywood seperti "Jurassic Park," "Mission Impossible" dan "Spider-Man," membawa penonton mengikuti petualangan menegangkan Wilee menembus kemacetan jalanan New York. Film berdurasi 91 menit itu antara lain menampilkan ketegangan adegan kejar-kejaran sepeda dengan mobil, tabrakan, dan aksi para pesepeda handal melompati tangga atau pagar.
Keseruan petualangan Wilee bermula ketika Raj (Ashiv Mandvi), bos Save Delivery, menyuruhnya menjemput dan mengantarkan paket surat dari seorang petugas kampus bernama Nima (Jamie Chung) yang juga merupakan teman sekamar dari mantan kekasih Wilee, Vanessa (Dania Ramirez) ke suatu alamat di pecinan. Namun, masalah mulai hadir ketika seorang polisi bernama Bobby Monday (Michael Shannon) datang dan meminta Wilee untuk menyerahkan paket yang ia bawa kepada dirinya. Jelas saja, karena sesuai dengan kode etik tugasnya bahwa barang yang telah ia pegang harus sampai kepada alamat yang dituju dalam waktu yang dikehendaki sang klien, Wilee menolak permintaan Bobby. Sebuah penolakan yang kemudian berakhir dengan rentetan penderitaan dan teror yang harus dihadapi Wilee sepanjang hari.
Premium Rush bukannya hadir tanpa kelemahan yang berarti. Beberapa bagian intrik kisah, terutama kisah romansa segitiga antara karakter Wilee, Vanessa dan Manny (Wolé Parks) – jelas hanya hadir untuk menambah rumit dan durasi penceritaan tanpa mampu terlihat begitu esensial untuk dihadirkan. Karakter polisi antagonis, Bobby Monday, juga dihadirkan dalam karakterisasi yang begitu dangkal. Jika berada dalam tangan aktor lain, Bobby Monday mungkin akan terlihat sebagai karakter polisi yang bodoh dan terus menerus tertimpa masalah yang jelas hanya hadir untuk nantinya dikalahkan oleh karakter protagonis utama tanpa mampu memberikan perlawanan apapun. Untungnya, Michael Shannon melakukan tugas yang begitu luar biasa dalam memerankan Bobby Monday. Karakter yang begitu dangkal dan terlihat bodoh tersebut berubah menjadi sosok polisi dengan jalan pemikiran yang gila serta mampu berbuat apa saja demi mendapatkan apa yang ia inginkan bayangkan karakter yang diperankan oleh Shannon dalam Revolutionary Road (2008) namun kali ini ia mengenakan seragam kepolisian.
Selain Shannon, kenikmatan menyaksikan Premium Rush juga datang dari penampilan Joseph Gordon-Levitt, seorang aktor muda yang akhir-akhir ini jelas telah membuktikan bahwa dirinya telah menjadi salah satu aktor dengan kemampuan akting paling dapat diandalkan di Hollywood. Layaknya Shannon, Gordon-Levitt berhasil membuat karakter Wilee yang ia perankan menjadi sosok karakter yang lebih mendalam dari apa yang sebenarnya mungkin diinginkan oleh Koepp. Karakter Wilee jelas hanya tergambar sebagai sosok pemuda berjiwa bebas yang ingin hidup berjalan sesuai dengan keinginannya. Namun, dalam akting Gordon-Levitt, karakter Wilee mampu menjadi sesosok karakter dengan cara pandang hidup yang lebih dalam. Kharisma membumi Gordon-Levitt juga membuat karakter Wilee menjadi jauh dari kesan egois yang sebenarnya dapat muncul akibat jalan pemikirannya tersebut.
Walau karakter-karakter yang mereka perankan cenderung minimalis, namun para pemeran pendukung dalam jalan cerita Premium Rush setidaknya berhasil menambah warna penceritaan film ini. Nama-nama seperti Dania Ramirez, Wolé Parks dan Jamie Chung berhasil memberikan kontribusi yang menarik lewat karakter yang mereka perankan. Tata produksi film yang mulus sesi interaktif yang memanfaatkan teknologi Google Earth dan Google Maps dalam film ini berhasil dijadikan sebuah pemandangan yang sangat, sangat menarik seperti dari tata visual, special effect dan tata musik juga mampu mendukung Premium Rush menjadi sebuah film drama aksi ringan yang begitu mudah untuk dinikmati dalam perjalanan 91 menit durasi penceritaannya.
Tentu, Premium Rush bukanlah sebuah film yang benar-benar menghadirkan sebuah jalan penceritaan baru yang menantang. David Koepp hanya memanfaatkan sebuah jalan penceritaan yang sederhana, namun mengisinya dengan berbagai intrik yang mampu melibatkan adegan aksi, komedi sekaligus drama yang cukup menyentuh dan manis pada beberapa bagian. Berhasil? Untungnya berhasil, khususnya berkat dukungan penampilan Joseph Gordon-Levitt dan Michael Shannon serta keberanian Koepp untuk tidak menghadirkan jalan cerita film ini dalam sebuah alur cerita yang konvensional. Beberapa kelemahan memang dapat dirasakan di berbagai bagian penceritaan, namun secara keseluruhan, Premium Rush adalah sebuah film yang mampu memacu adrenalin penontonnya dengan begitu kuat dalam berbagai kesempatan.
0 komentar:
Posting Komentar